Babak Baru Polemik Jembatan Penyeberangan dan Reklame di Magetan: Warga Ungkap Cerita Lama yang Terlupakan


Magetan –Suarajatim.net Polemik pembangunan jembatan penyeberangan dan pemasangan papan reklame di Magetan memasuki babak baru. Ketua Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), Sofyan, kembali mengungkap fakta baru setelah bertemu dengan warga yang terdampak langsung oleh proyek tersebut.

“Saya mendatangi rumah warga yang tepat berada di depan bangunan anak tangga jembatan penyeberangan,” ujar Sofyan, Jumat (25/04/25).

Warga tersebut, Arif Putra, pemilik sebuah toko kecil, mengaku bangunan jembatan yang berada tepat di depan rumahnya menimbulkan berbagai masalah. Tak hanya menghalangi pandangan dan terkesan semrawut, ia juga menyebutkan dampak buruk lainnya.

“Kalau musim hujan, air dari jalan muncrat ke dalam rumah. Aktivitas saya terganggu. Belum lagi setiap pagi harus membersihkan kotoran manusia dan bau pesing di sekitar lokasi,” keluh Arif.

Lebih lanjut, Arif mengungkap bahwa saat pembangunan jembatan pada awal 2005, keluarganya sama sekali tidak dilibatkan dalam proses komunikasi atau sosialisasi. Ia hanya mengingat cerita sang ayah (almarhum) yang pernah dipanggil ke kelurahan.

“Saya masih ingat abah dipanggil ke kelurahan, disuruh tanda tangan di kertas kosong. Pulangnya dikasih amplop, katanya untuk transportasi. Setelah dibuka, isinya cuma Rp10 ribu. Kami bingung, maksudnya apa?” ucap Arif dengan nada kecewa.

Merasa dilecehkan dan tidak dihargai, Arif sempat menyurati Bupati Magetan saat itu, Saleh Mulyono, guna meminta kejelasan atas perlakuan yang diterima oleh ayahnya.

Hingga berita ini diturunkan, Sofyan menyatakan akan terus menggali informasi dan menelusuri lebih jauh perihal dugaan pelanggaran prosedur dalam pembangunan jembatan tersebut.

“Saya tertarik dengan cerita dari putra almarhum dan akan kami dalami, terutama soal pemanggilan dan tanda tangan di kelurahan,” pungkasnya.(Hst)