Puluhan petani dari berbagai wilayah di Ponorogo mengikuti pelatihan yang digelar oleh CV CLI, PT SEP dan PT Bayer
Ponorogo, SUARAJATIM.net
Kepala Kesatuan
Pemangku Hutan (KPH) Madiun, Panca Putra M. Sihite mengapresiasi kegiatan yang
dilakukan oleh CV Citra Lentera Indonesia yang bekerja sama dengan PT Sumber
Energi Pangan dan PT Bayer yang menggelar pelatihan budidaya jagung hibrida sesuai
GAP atau Good Agricultural Practice, Kamis (27/02/2025).
Kegiatan
tersebut berlangsung di kantor CV Citra Lentera Indonesia di Desa Tajug
Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, dimana para petani yang selama
ini telah bekerja sama dengan Perhutani, khususnya di KPH Madiun mendapatkan
pelatihan dari Cv Citra Lentera Indonesia yang bekerja sama dengan beberapa
perusahaan yang bergerak dibidang pertanian khususnya Jagung,” ucap Panca
kepada Awak Media.
Lebih lanjut Panca menyebutkan, puluhan ribu petani telah mengambil
bagian di wilayah Perhutani KPH Madiun.
“Wilayah kami (Perhutani KPH Madiun) di Ponorogo meliputi sembilan
kecamatan, yaitu Badegan, Jenangan, Mlarak, Pulung, Sampung, Sawoo, Siman,
Sooko, dan Sukorejo. Luas kawasan hutan KPH Madiun di Kabupaten Ponorogo adalah sekitar
13.467,9 hektar (43%),” lanjutnya.
Dia berharap dengan program yang dilakukan oleh CV Citra Lentera Indonesia
dapat meningkatkan kualitas para petani, khususnya petani jagung.
“Sehingga
dapat membantu dalam upaya mendukung program ketahanan pangan yang digulirkan
oleh Presiden Prabowo Subianto. Selain itu para petani dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas hasi panen jagungnya, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan mereka.”Tutup Panca.
Sementara,
Wahyu Putra Maheswara mengungkapkan bahwa PT Sumber Energi Pangan (SEP) bekerja
sama dengan Kelompok Tani binaan CV Citra Lentera Indonesia melakukan kick off
program kemitraan sahabat tani di Kabupaten Ponorogo.
Dia
berharap program sosial dari PT Sumber Energi Pangan (SEP) dapat diterima oleh masyarakat
luas.
Ditambahkan
oleh Muhammad Jamian dari PT PT Sumber Energi Pangan (SEP) yang menyampaikan
teknis budidaya jagung hibrida termasuk Teknik penanganan panen dan pasca panen
sesuai GAP (Good Agricultural Practice) serta literasi pemasaran hasil budidaya
bagi 40 petani calon Farmer Champion (FC).
“Fokusnya
adalah pembuatan demoplot sebagai wadah aplikasi pembelajaran dan pendampingan teknis.
Selanjutnya pelatihan literasi keuangan dan kewirausahaan bagi 40 petani calon
Farmer Champion (FC),”tutupnya.
Yang penting selanjutnya, kata Jamian,
ketersediaan dan keterjaminan pasar.
“Kemudian ketersediaan dan keterjaminan
pasar, serta peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan
hasil budidaya, kami (PT Sumber Energi Pangan) membentuk project Corn Edu
Center (CEC) yang berfungsi sebagai wadah edukasi dan pendampingan,” jelasnya.
Jamian berharap, petani yang mengikuti
pelatihan ini bisa mengimplementasikan pengetahuannya dalam budidaya di lahan
demoplot maupun lahan mandiri milik petani binaan.
“Kelompok Tani binaan CV Citra Lentera
Indonesia ini memiliki potensi dalam mengadopsi dan mengimplementasikan system
budidaya jagung sesuai GAP yang dapat meningkatkan hasil panen dan
kesejahteraan mereka.”tutupnya.
Sementara, Yohanes Suwarji dari CV Citra
Lentera Indonesia yang selama ini focus dalam pemberdayaan entrepreanuership
spiritual, bidang pertanian merupakan salah satu yang digarap untuk menciptakan
pengusaha sukses dan berkarakter di masa depan.
“Jadi hari ini, kami mengumpulkan para
petani dari KPH Madiun agar Gepok Tular atau meneruskan ilmu yang hari ini
didapat. Adapun tujuannya adalah memberikan pemahaman kepada petani tentang
pola dan teknis budidaya yang terukur dan sesuai standar terbaik untuk
budidaya,” jelasnya usai pelatihan.
Dia, lanjut Yohannes, akan terus
mendampingi para petani dengan turun langsung agar hasil yang dipanen bisa
maksimal.
“Kami (CV Citra Lentera Indonesia)
melakukan bisnis, tetapi juga akan menjadi sahabat dengan para petani dengan
mendampingi agar panen yang didapatkan bisa maksimal yaitu melatih dan
mengarahkan petani dalam menerapkan system budidaya sesuai Good Agricultural
Practice (GAP),”lanjutnya.
Sementara menurut Putut, dari PT Bayer,
yang Sebagian besar produknya sudah dikenal para petani, saat ini Jagung
menjadi salah satu komoditas yang terus digenjot produksinya.
“Untuk itu kerja sama antara petani dan
penyedia sarana produksi pertanian harus terus dilakukan, sehingga akan
menciptakan ekosistem yang baik antara penyedia, pelaku dan pembeli atau pasar
hasil pertanian. Sehingga semua pihak akan mendapatkan keuntungan. Ini penting
agar program ketahanan pangan yang digaungkan oleh Pemerintah bisa berjalan
baik dan maksimal,” ucap Putut.
Dia juga menyoroti kapasitas petani dalam
menerapkan system budidaya yang baik serta penerapan teknologi modern guna
mendukung peningkatan produksi pertanian.
Salah
satu peserta, Muhammad Ali mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan memiliki
dampak yang positif bagi para petani seperti dirinya.
“Pembelajaran
dan pendampingan seperti ini sangat penting agar petani memiliki kawan atau
sahabat, sehingga setiap persoalan dari mulai pengolahan lahan, menanam dan
memanen serta menjual hasil panen dapat dilakukan maksimal sehingga
kesejahteraan para petani bisa meningkat.”tambahnya. (yah/gin)