Ipong
Muchlissoni adalah Bupati Ponorogo ke-17 yang menjabat pada periode 2016-2021.
Karir politiknya diawali saat bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
sebagai anggota Dewan Pengurus Wilayah (DPW). Ipong juga dipercaya untuk
memegang beberapa jabatan seperti wakil ketua (1999), sekretaris (1999-2001),
dan ketua (2003-2013).
Sebelum menjabat sebagai Bupati Ponorogo, pria berusia 53 tahun itu pernah menjadi anggota DPRD Kalimantan Timur selama dua periode, yakni 1999-2004 dan 2004-2009. Sejak tahun 2013 ia memutuskan untuk pindah partai politik dan menjadi kader Partai Gerindra menempati posisi sebagai ketua DPD Kalimantan Timur.
Sebelum berkarir di ranah politik, Ipong tercatat pernah memegang beberapa jabatan di beberapa perusahaan di Kalimantan Timur, seperti Kepala Sie Administrasi dan Sumber Daya Manusia PT. Kaltim Parna Industri pada tahun 1991. Kemudian ia menjadi Wakil Kepala Tata Laksana (wakatalak) Sumber Daya Manusia PT Kiani Lestari pada tahun 1992. Lalu, ia menjabat sebagai Katalak SDM PT Alas Helau periode 1992-1994. Dan menjadi komisiaris PT Diyatama Persada Raya dari tahun 2000 hingga saat ini.
Kesuksesan Ipong Muchlissoni dalam membangun karier membuat dirinya terjun ke dunia politik. Menurutnya, politik adalah pengabdian.
“Dengan menjadi pejabat publik, kita bisa membuat kebijakan yang secara langsung bisa dirasakan oleh masyarakat. Kita juga bisa membuat aturan yang bisa melindungi warga kita,” terang Ipong Muchlissoni.
Pun, dengan menjadi pimpinan, seperti Bupati misalnya akan bisa lebih melaksanakan amar makruf nahi munkar. “Jika ada orang yang mabuk-mabuk an misalnya, kalau kita sebagai Bupati maka kita bisa menyuruh Satpol PP untuk membubarkan aksi tersebut karena melanggar Perda, dan banyak lagi yang bisa kita lakukan. Jadi, Politik bagi saya adalah pengabdian untuk terus ber Amar Ma’ruf Nahi Munkar,” Lanjut Ipong Muchlissoni.
Ipong yang bersiap memimpin Ponorogo di periode kedua itu menjelaskan bahwa kepemimpinan diperiode yang akan datang akan diisi dengan tetap menjaga amanah serta menuntaskan yang tertunda. “Modernisasi Stadion Bathoro Katong, Bantuan Operasional RT dan Dasa Wisma senilai 2-5 juta/per tahun, Beasiswa bagi pelajar atau Mahasiswa berprestasi senilai 5 – 10 M, pembangunan Desa Digital, meneruskan pembangunan jalan desa, memperluas cakupan BPJS bagi masyarakat, membangun Museum Reyog, meningkatkan festival kebudayaan yang bertaraf nasional maupun internasional, dan meningkatkan bantuan pupuk dan alat produksi pertanian merupakan program unggulan kita. Selain itu, program yang selama ini sudah berjalan, seperti Posyandu Lansia dan Balita, Insentif Guru Madin, Umroh bagi Kyai Kampung dan Marbot Masjid dan lainnya tetap kita laksanakan.” Pungkas Ipong Muchlissoni. (Mar/Jun)